STUDI ETHNOMATHEMATICS LIDIMATIKA DALAM KONSEP PERKALIAN PADA SISWA KELAS IV SDIT WIDIYA CENDIKIA, Serang-Banten
ini adalah tulisan salah satu tugas mata kuliah sewaktu semester 7, tahun 2013 semoga bisa bermanfaat dan menjadi salah satu referensi bagi yang mau menulis tentang ethnomathemaric ^^
STUDI
ETHNOMATHEMATICS
LIDIMATIKA DALAM KONSEP PERKALIAN PADA SISWA KELAS IV SDIT WIDIYA CENDIKIA
oleh Desi Irmayanti
A. PENDAHULUAN
Matematika sebagai ilmu yang terstruktur dan sistematis,
sebagai suatu kegiatan manusia melalui proses yang aktif, dinamis, dan
generatif, serta sebagai ilmu yang mengembangkan sikap berpikir kritis,
objektif dan terbuka menjadi sangat penting untuk dimiliki seseorang dalam
menghadapi perkembangan IPTEK yang terus berkembang saat ini. Ditambah dengan
menghadapi kurikulum yang semakin berkembang, untuk konsep sendiri matematika
tidak akan jauh berbeda dari sebelumnya hanya saja akan ada metode yang terus
berkembang sebagai inovasi pembelajaran matematika, seperti halnya menyesuaikan
dengan kurikulum yang berubah dari KTSP menjadi kurikulum berkarakter yang
mulai dipakai dan akan diresmikan pada tahun 2013.
“Indonesia's
current educational issues are character-based education. Mathematics education
is a field of study that can help shape the character of students.
Ethomathematics or culturally based mathematics learning is an innovative
teaching and learning of mathematics that uses konsteks original culture of the
nation as a theme in the learning topics”. (Supriadi, 2012)
Isu-isu saat ini di Indonesia adalah
pendidikan berbasis karakter pendidikan. Pendidikan matematika adalah bidang
studi yang dapat membantu membentuk karakter siswa. Ethomathematics atau
matematika pembelajaran berbasis budaya merupakan pengajaran yang inovatif dan
pembelajaran matematika yang menggunakan budaya asli konsteks bangsa sebagai
tema dalam topik pembelajaran. (Supriadi, 2012)
Dalam kutipan diatas dikatakan bahwa
pendidikan berbasis karakter masih sebagai isu-isu, tapi setelah menilik
kurikulum yang baru yaitu kurikulum 2013 memperjelas bahwa kurikulum berbasis
karakter mulai sudah jadi dah isinya terdapat kompetensi inti yaitu hal-hal
yang berhubungan dengan peningkatan karakter anak. Berlanjut kepada
etnomathematics yang merupakan pembelajaran berbasis budaya juga bias dikaitkan
dalam peningkatan karakteristik siswa dimana siswa dapat pula melestarikan
budaya bangsa. Dalam penelitian ini, penulis mengangkat lidimatika sebagai
bagian dari ethnomathematic sebagai salah satu inovasi dalam pembelajaran
matematika pada konsep perkalian dimana siswa belajar dengan benda yang tidak
asing dalam kehidupan sehari-harinya. Lidimatika memberi warna dalam cara lain
untuk pengenalan dan meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep perkalian.
B. KAJIAN
PUSTAKA
Dalam sebuah situs wikipedia.com mengatakan bahwa perkalian
adalah operasi matematika penskalaan satu bilangan dengan bilangan lain.
Operasi ini adalah salah satu dari empat operasi dasar di dalam aritmatika
dasar (yang lainnya adalah penjumlahan, pengurangan, dan pembagian.
Dalam
situs lainnya mengatakan perkalian terdefinisi untuk seluruh bilangan di dalam
suku-suku penjumlahan yang diulang-ulang : misalnya, 3 dikali 4 (sering kali
dibaca 3 kali 4) dapat dihitung dengan menjumlahkan 3 salinan dari 4
bersama-sama. Perkalian bilangan rasional (pecahan) dan bilangan real
didefinisi oleh perumusan gagasan dasar ini. Perkalian dapat juga digambarkan
sebagai pencacahan objek yang disusun di dalam persegi panjang (untuk semua
bilangan) atau seperti halnya penentuan luas persegi panjang yang sisi-sisinya
memberikan panjang (untuk bilangan secara umum). Balikan dari perkalian adalah
pembagian, ketika 3 kali 4 sama dengan 12, maka 12 dibagi 3 sama dengan 4.
|
Perkalian
terdefinisi untuk seluruh bilangan di dalam suku-suku perjumlahan yang diulang-ulang;
misalnya, 3 dikali 4 (seringkali dibaca "3 kali 4") dapat dihitung
dengan menjumlahkan 3 salinan dari 4 bersama-sama:
Matematika merupakan ilmu dasar yang mendasari semua penerapan dalam
kehidupan nyata.
Penekanan proses ini merupakan kewajiban bagi pengajar dan penulis buku
tentang perkalian. Proses ini akan konsisten untuk diterapkan dalam bidang
selain medis. Contohnya dalam ekonomi, 4 anak membeli 1 buku @ Rp. 1.000.
Penulisan dalam bentuk perkalian adalah : 4 x Rp. 1.000. Penulisan dalam bedntuk
penjumlahan adalah : Rp. 1.000 + Rp. 1.000 + Rp. 1.000 + Rp. 1.000.
Dalam
sebuah makalah yang disusun oleh Supriadi, 2012 mengatakan:
1.
Ethnomathematics adalah studi tentang matematika
yang memperhitungkan pertimbangan budaya di mana matematika muncul dengan memahami penalaran
dan sistem matematika yang mereka gunakan. (Ubiratan D'Ambrosio,1985).
2.
Kajian
etnomatematika dalam pembelajaran matematika mencakup segala bidang:arsitektur, tenun, jahit, pertanian, hubungan
kekerabata,
ornamen, dan spiritual dan
praktik keagamaan sering
selaras dengan pola yang terjadi di alam atau memerintahkan sistem ide-ide abstrak.
3.
Lidi
merupakan perkakas budaya sunda yang banyak digunakan dalam
filosofi-filosofi budaya. Media lidi
sudah bersahabat dengan guru dan siswa SD di
kelas rendah saat mempelajari operasi penjumlahan dan pengurangan. Lidi
dapat digunakan juga dalam operasi perkalian yang dapat digunakan dalam
mengamati kemampuan kreatif siswa.
4.
Pendekatan
ethnomatematika dirancang dalam suatu pembelajaran matematika, yaitu pada
operasi perkalian dengan cara yang tidak biasa dilakukan di SD. Media yang digunakan adalah lidi yang dikaitkan
dengan perkakas budaya sunda. Filosofi-filosofi dalam perkakas lidi banyak
dijelaskan seperti makna persatuan, adat, dan lain-lain
C. HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam
pembelajaran matematika pada konsep perkalian yang merupakan salah satu operasi
hitung yang harus dikuasai siswa, karena akan berdampak pada pembahasan materi
pokok pelajaran matematika yang lain misalnya dalam menghitung luas bangun
datar.
Oleh
sebab itu penulis memakai salah satu strategi yaitu lidimatika dalam pemahaman
konsep perkalian pada siswa kelas IV di SDIT Widiya Cendikia. Dengan rancangan:
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah :
SDIT WIDIYA CENDIKIA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/ I
Pertemuan Ke : 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A.
Standar Kompetensi :
Menggunakan Operasi Hitung
Bilangan dalam Pemecahan Masalah
B.
Kompetensi
Dasar
Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung
bilangan dalam pemecahan masalah
C.
Tujuan
Pembelajaran
§ Siswa dapat melakukan
operasi hitung perkalian dengan metode yang baru
§ Siswa dapat menentukan hasil perkalian puluhan dengan mudah
v
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun
( diligence )
D.
Materi
Ajar
Perkalian
§ Mengalikan
bilangan dua angka dengan dua angka menggunakan lidimatika
E.
Metode
Pembelajaran
Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan
F.
Langkah-langkah
Pembelajaran
§ Kegiatan awal
-
Apresepsi
-
Memberikan motivasi dan semangat
§ Kegiatan Inti
§ Eksplorasi
Dalam
kegiatan eksplorasi, guru:
F Menjelaskan cara melakukan operasi hitung perkalian dengan metode yang dilakukan siswa yaitu dengan cara
bersusun
F Menjelaskan pada siswa
bahwa masih ada cara lain dalam menghitung perkalian, yaitu dengan metode
lidimatika.
§ Elaborasi
F Guru meminta siswa menyebutkan angka yang terdiri dari dua angka
(puluhan) kemudian menuliskannya dipapan tulis.
F Guru menjelaskan tentang lidimatika.
F Guru memberikan contoh penggunaan lidimatika dalam menyelesaikan
soal yang tadi telah disebutkan bersama-sama
F Siswa mengamati penjelasan dari guru kemudian mencoba-coba menulis
di buku tulisnya masing-masing
F Siswa saling berdiskusi dengan teman sebangkunya
F Guru memberikan soal selanjutnya dan menyuruh siswa untuk mencoba
mengerjakannya didepan kelas
§ Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa
F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan
penyimpulan
§
Kegiatan
Penutup
Dalam
kegiatan penutup, guru:
Guru mereview kembali mengenai materi yang telah disampaikan
Dalam
hal ini penelitian ini, peneliti melakukan langkah-langkah pembelajaran dan
hasil observasi dilapangan dibagi menjadi tiga tahapan, sebagai berikut:
a.
Persiapan
Pada
tahap persiapan, peneliti membuat rancangan pembelajaran yang menggunakan
strategi lidimatika dan berbasis karakteristik dalam konsep pembelajaran
perkalian.
b.
Observasi
Dalam
tahap pembelajaran dikelas ini, peneliti sekaligus menjadi guru kelas yang
mengajarkan pembelajaran selama 2 x 35 menit didalam kelas. Sebelum
pembelajaran dimulai, guru mebuat kesepakatan kelas dengan siswa diantaranya
siswa akan saling menghargai sesama teman jadi ketika ada temannya yang
berpendapat mereka dilarang mentertawakan temannya, lalu kesepakatan unuk
saling menjaga teman jadi dalam kelompok kecil yang dibuat siswa akan saling
membantu dan belajar bersama temannya dalam mengerjakan tugasnya. Yang terakhir
yaitu ketika guru mengangkat tangan kanannya keatas itu berarti guru meminta
perhatian kepada siswa dengan respon siswa yaitu mengangkat tangan juga
kemudian diam tidak bersuara. Hal ini sangat efektif dalam meminimalisir
keributan yang ditimbulkan siswa dikelas hal itu terbukti ketika guru telah
menerapkannya ketika pembelajaran berlangsung.
Pada pembelajaran awal, siswa
diberikan apersepsi terlebih dahulu dan memberikan ulasan pembahasan yang akan
dibahas untuk pembelajaran dikelas. Yaitu memberikan stimulasi pertanyaan
tentang “benda apa yang biasanya digunakan untuk bersih-bersih?” dan “ada
berapa jenis sapu, dan sebutkan apa saja?” kemudian siswa antusias dalam
menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru dengan jawaban akhir siswa “sapu
lidi” dan akhirnya ditutup dengan jawaban guru dan kesimpulan dari apersepsi
“Mari kita belajar sambil bermain dengan lidi dan perkalian yang kita sebut
lidimatika”
Masuk
ke dalam pembelajaran inti, peneliti menggunakan colaboratif learning yaitu siswa duduk perkelompok agar membuat
mereka bisa saling bekerjasama dan saling belajar dan mengajari sesama siswa,
dan juga agar guru bisa lebih mengontrol dan bisa menjawab kesulitan yang
dihadapi siswa secara bersama-sama dengan siswa yang ada didalam kelompok
tersebut dan sekaligus bisa memberikan pemahaman ke banyak siswa.
Pembelajaran
dimulai dengan guru melontarkan pertanyaan kepada siswa “Anak-anak, sekarang
kita belajar perkalian dengan dua angka ayo siapa yang mau memberikan soal dan
kita akan mengerjakannya bersama-sama! Ayo angkat tangannya!” kemudian salah satu siswa mengangkat tangan
dan melontarkan jawaban “Bu, ehh 23 x 14….”. Respon guru “baiklah, sekarang ibu
akan menggambarkan 23 x 14” guru
memberikan gambaran bagaimana perkalian menggunakan cara lidimatika.
Tahap
selanjutnya guru memberikan memberikan kertas HVS dan pensil warna serta crayon
kepada siswa untuk mengerjakan tugas selanjutnya. Karena dalam penelitian ini
peneliti ingin meneliti respon dan pemahaman siswa terhadap penggunaan
lidimatika, maka guru memberikan intruksi pada siswa mereka boleh memilih lima
soal yang mereka buat sendiri dan mengerjakannya dikertas yang telah tersedia.
Siswa pun mulai kerja kelompok saling diskusi untuk soal yang akan mereka buat
dan kerjakan, guru memonitoring siswa dengan berkeliling dan membantu siswa
ketika mereka kesulitan dalam mengerjakan soal. Dalam waktu 30 menit guru
memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan soal tersebut, keadaan kelas
sedikit ribut karena ada yang saling berebut pensil warna dan ada pula yang
bertanya bagaimana mengerjakan soal yang ia tidak bisa, dan guru mengajak siswa
yang bisa mengerjakan soal tersebut untuk membantu menjelaskan jadi terjadilah
komunikasi antara siswa dengan siswa lainnya.
a.
Refleksi
Dalam tahap
refleksi ini peneliti mengkaji bagaimana pembelajaran yang telah berlangsung
berjalan dan bagaiman reaksi dari siswa terhadap strategi lidimatika dalam
penyelesaian soal perkalian ini. Berikut tabel ekspresi siswa pada saat
mengikuti pembelajaran tersebut.
Tabel 1.
Ekspresi Respon Pembelajaran Perkalian dengan Menggunakan Lidimatika
No.
|
Nama
|
Ekspresi
|
No.
|
Nama
|
Ekspresi
|
1
|
Faiaal
Zhafiah
|
L
|
12
|
Rizki
G
|
JL
|
2
|
Dihya
|
J
|
13
|
M.
Nizamudin Alif
|
JL
|
3
|
Andri
Z
|
L
|
14
|
Winda
|
JL
|
4
|
Alika
M
|
J
|
15
|
Maura
Azzahra
|
J
|
5
|
Syifa Ardelia
|
JL
|
16
|
Virgiawan
Ibrahim
|
J
|
6
|
Hafis
|
L
|
17
|
A. Rizki Abdillah
|
J
|
7
|
Regina
S
|
J
|
18
|
Dwi
Rizky Fitria
|
J
|
8
|
Ratih
|
J
|
19
|
NidaNabilah
Limas
|
J
|
9
|
Fatin
|
J
|
20
|
Fatimah
Najmi
|
J
|
10
|
Arya
Sentanadinata
|
JL
|
21
|
Dhabit
|
J
|
11
|
Alifa
Zahira
|
JL
|
Keterangan
: J = menyenangkan L= susah
JL = sulit tapi menyenangkan
Hasil
J
sebanyak 12 siswa
Hasil
L
sebanyak 3 siswa
Hasil
JL sebanyak 6 siswa
Jadi jika dilihat dari hasil
ekspresi siswa tersebut maka untuk pembelajaran matematika dalam konsep
perkalian ini cukup menyenangkan bila menggunakan lidimatika, walaupun memang
awalnya banyak siswa yang mengeluh bahwa cara bersusun lebih enak dalam
mengerjakan soal perkalian dan lebih mudah pula. Dari sini peneliti
menyimpulkan bahwa lidimatika sepertinya lebih cocok untuk pengenalan dalam
perkalian di kelas rendah, kenapa? Karena untuk kelas tinggi sendiri mereka
sudah mempunyai basic bagaimana cara menghitung perkalian dengan cepat dan
lebih mudah bagi mereka. Sedangkan dikelas rendah kita bias mengenalkan
bagaimana perkalian dan melakukan opersi hitung perkalian dengan cara yang
menyenangkan yaitu sambil menggambar dan dapat dihubungkan dalam pembelajaran
tematik dimana matematika bias berkolaborasi dengan SBK.
A. KESIMPULAN
Kesimpulan
yang didapat dalam penelitian penggunaan lidimatika pada konsep perkalian ini
diantaranya:
Ethomathematics atau matematika
pembelajaran berbasis budaya merupakan pengajaran yang inovatif dan
pembelajaran matematika yang menggunakan budaya asli konsteks bangsa sebagai
tema dalam topik pembelajaran
lidimatika
sepertinya lebih cocok untuk pengenalan dalam perkalian di kelas rendah, Karena
untuk kelas tinggi sendiri mereka sudah mempunyai basic bagaimana cara
menghitung perkalian dengan cepat dan lebih mudah bagi mereka. Sedangkan
dikelas rendah kita bias mengenalkan bagaimana perkalian dan melakukan opersi
hitung perkalian dengan cara yang menyenangkan
B. DAFTAR
PUSTAKA
Supriadi,
M.Pd.2012. Character
Education through Culture-Based Mathematics Learning Sunda.
http://www.academia.edu/2211546/Character_Education_through_Culture-Based_Mathematics_Learning_Sunda
Supriadi,
M.Pd.2012.Pembelajaran Etnomatematika
dengan Media Lidi alam Operasi Perkalian Matematika untuk Meningkatkan Karakter
Kreatif dan Cinta Budaya Lokal Mahasiswa PGSD.( Disajikan di Seminar Nasional STKIP SILIWANGI)
Komentar
Posting Komentar